18 Februari, 2012
Penyebab Jalur Pantura Cirebon Sering Rusak
Pada hari Sabtu, 11 Februari 2012 saya melintasi jalur pantura dari Jakarta menuju Cireon dengan cukup nyaman karena jalan cukup halus untuk dilalui. Pada hari kamis dinihari, 19 Februari 2012 saya melintasi ruas jalan pantura dari Cirebon menuju kembali ke Jakarta. Setelah keluar dari pintu tol palikanci saya langsung disambut dengan jalan yang bergelombang dan lubang. Tak ayal mobil harus zigzag kanan kiri untuk berusaha menghindari lubang jalan. Namun apa mau dibilang karena lubang jalan merata disemua sisi jalan sehingga kendaraan tidak lagi bisa terhindar dari lubang.
Sepanjang jalan dari mulai keluar tol sampai ciasem benar-benar seperti medan pembantaian buat kendaraan pribadi karena lubang jalan cukup besar untuk ukuran roda mobil pribadi. Sedangkan kendaraan truck dan bus yang memiliki ukuran roda lebih besar nampak lebih bisa melahap kondisi jalanan. Muncul pertanyaan dalam benak saya, mengapa jalur pantura yang kearah Cirebon relatif lebih baik dari pada jalur yang ke arah Jakarta?
Setelah saya amati ternyata kesimpulan saya mengerucut pada satu hal utama penyebab kerusakan jalan pantura yang sepertinya tidak ada habisnya. Banyaknya truck pengangkut pasir dari Cirebon menuju Jakarta yang melintas setiap dinihari adalah penyebab utama kerusakan jalan pantura karena muatan yang begitu berat. Perkiraan saya untuk satu truck penganngkut pasir dapat memuat 25m3 pasir dengan berat sekitar 45ton ditambah dengan bobot truck berkisar 8 ton, maka satu mobil truck berisi pasir memiliki berat sekitar 52ton jelas lebih berat dari pada persyaratan muatan maksimal jalan utama yakni 30ton.
Ini jelas merupakan kerugian buat bangsa Indonesia dan keuntungan buat segelintir cukong pasir. Belum lagi potensi kecelakaan lalu lintas yang sangat tinggi karena kerusakan jalan. Harus ada upaya tegas dari para pemangku kebijakan untuk membatasi beban yang boleh melintas di jalan raya, agar kondisi jalan lebih nyaman dilalui dan lebih awet umur pakainya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar