30 Maret, 2011

Kejang

Demam adalah suatu hal yang sudah akrap dengan anak-anak, demam merupakan semacam alarm bahwa telah terjadi sesuatu dengan tubuh anak. Demam bisa menunjukkan perlawanan dari sistm imunitas terhadap adanya infeksi atau lain hal. Beberapa kasus imunisasi juga menimbulkan demam.
Salah satu hal yang harus diwaspadai para orang tua tatkala anak-anak sedang mengalami demam adalah terserang kejang demam atau step. Dimana step ditandai dengan panas tubuh tinggi (demam biasanya di atas 38°C) tubuh kejang, mulut mengunci, dan mata membelalak (hanya terlihat bagian putihnya saja).
Beberapa kasus menunjukkan efek yang kurang baik pada anak yang pernah terserang step, diantaranya adalah terjadinya cacat pada syaraf dan anggota gerak tubuh lainnya. Jika hal ini terjadi pada anak anda, maka berdasarkan pengalaman yang pernah kami alami sebaiknya anda lakukanlah beberapa langkah sebagai berikut:

A.Upaya pencegahan


1.Saat anak demam senantiasa waspada dan jaga anak anda, periksa secara berkala suhu tubuh anak dengan termometer (sejam sekali).

2.Tempatkan anak di ruang yang memiliki aliran udara yang baik dan memiliki suasana yang tenang jauh dari kebisingan. Anak yang demam cenderung mudah kaget dan kebanyakan kasus kejang bisa dipicu akibat anak kaget oleh suara-suara gaduh dan bising.

3.Berikan pakaian yang berbahan halus (katun) dan bisa menyerap panas tidak perlu pakai selimut tebal.

4.Kompreslah anak dengan air yang bersuhu hangat / suam kuku pada dahi dan lipatan ketiak, jangan menggunakan air es/dingin karena pori-pori kulit akan menutup dan panas justru tidak bisa dikeluarkan. Jangan juga menggunakan alkohol untuk mengompres karena uap alkohol bisa terhirup oleh anak.

5.Jika panas tubuh anak sudah di atas 38°C segera berikan obat turun panas yang mengandung Paracetamol, dosis 10mg / kg berat badan. Paracetamol lebih aman dipergunakan karena tidak menyebabkan penurunan kadar Hb darah apabila ternyata penyebab demam adalah demam berdarah (DB) hal ini berbeda dengan kandungan Ibuprofen yang juga merupakan salah satu komponen pereda demam dan nyeri. Berikan obat yang mengandung Paracetamol sesuai dosis yang dianjurkan dan dapat diberikan setiap interval 4 jam sekali apabila demam masih belum turun.

6.Apabila anak dalam kondisi tidur sedangkan panas tubuhnya tinggi, maka dapat diberikan obat paracetamol dalam bentuk suppose dan dimasukkan melalui anus namun sebaiknya jangan sering-sering dilakukan karena anus bisa lecet dan anak mengalami trauma.

7.Apabila anak sebelumnya sudah pernah kejang demam, maka resiko terjadi kejang akan cukup besar. Berikan obat pencegah kejang (Stesolid sirup) agar kejadian kejang bisa dihindari.

8.Apabila demam anak masih belum reda dalam 2 hari, maka segera bawa ke dokter untuk didiagnosa penyebab demam dan diberikan pengobatannya.

B. Jika terjadi kejang demam / step

1.Tenangkan diri anda, miringkan tubuh anak kesamping.

2.Jangan berikan sendok pada mulut anak dengan dalih agar lidahnya tidak tergigit. Karena hal ini bisa menyumbat saluran pernapasan.

3.Buka semua ruangan agar anak bisa dengan mudah mendapatkan oksigen. Jika di rumah terdapat oksigen murni, segera berikan ke anak dengan selangnya ke lubang hidung.

4.Jangan pernah melawan gerakan anak saat kejang, biarkan saja. Cukup catat berapa lama anak mengalami kejang. informasi durasi kejang akan bermanfaat untuk penanganan pasca kejang oleh team medis.

5.Segera berikan obat kejang (Diazepam) melalui anus, agar kejang segera berhenti dan tidak terjadi pengulangan kejang.

6.Setelah anak tidak kejang, segeralah bawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pelayanan medis lebih lanjut.

Baca artikel terkait:
1.Merawat Bayi dan Balita
2.Bahaya susu formula
3.Diare akibat Rotavirus
4.Pedoman jadwal imunisasi
5.Aturan pemakaian obat antibiotik
6.Jangan sembarangan minum antibiotik

Oli Mesin


Di dalam sistem permesinan, oli memegang peran yang sangat vital. Diantaranya adalah untuk melumasi dan melindungi bagian dari mesin dari keausan, bahkan untuk oli-oli dengan teknologi terbaru sudah ditambahkan bahan detergent untuk sekaligus membersihkan mesin dari kotoran dan kerak di dalam mesin.

Berdasarkan bahan baku oli, maka oli mesin dibedakan menjadi:

1.Oli mesin dari bahan-bahan mineral : bahan dasar oli berasal dari bahan-bahan minyak bumi (hasil penyulingan minyak bumi). Oli dengan jenis bahan ini memiliki mutu yang kurang bagus. Oli ini sesuai digunakan pada mesin-mesin kendaraan generasi lama. Sedangkan untuk mesin dengan teknologi terbaru tidak cocok menggunakan oli jenis ini karena memiliki presisi tinggi dengan celah antar komponen mesin yang sangat kecil. Oli jenis ini harganya murah dan pada suhu yang tinggi biasanya kekentalannya sudah tidak stabil sehingga daya lumasnya menjadi buruk.

2.Oli semi sintesis: oli dari bahan campuran antara mineral ini adalah jenis oli yang mengunakan bahan dasar dari campuran antara bahan minyak bumi dan bahan dari sintesis (kimia buatan). Oli jenis ini memiliki kualitas pelumasan dan daya tahan yang lebih baik dari pada oli mineral. Harga lebih mahal dari jenis mineral.

3.Oli mesin dari bahan full sintesis: ini adalah jenis oli yang sepenuhnya menggunakan bahan sintesis (kimia) biasanya dari bahan Esther. Oli ini memiliki kualitas yang lebih baik dari pada oli mineral dan semi sintetis. Kelebihannya adalah memiliki tingkat kekentalan yang lebih stabil di berbagai rentang suhu, bahkan di suhu panas oli masih memiliki kekentalan yang baik. Mampu melumasi celah terkecil dari mesin sehingga tingkat perlindungannya lebih sempurna dan umur oli juga lebih lama. Untuk merek tertentu jenis ini juga ditambahkan sejenis additive detergent yang berguna untuk membersihkan mesin dari kerak dan karat sehingga mesin lebih bersih. Harga mahal. Cocok untuk pemakain di perkotaan yang sering macet.

Berdasarkan kekentalan Oli: kekentalan oli biasanya dinyatakan dengan simbol SAE (Society of American Enginner) dan angka dibelakangnya menunjukkan suhu terendah sampai suhu tertinggi yang dapat dilayani oleh oli tersebut. Untuk daerah tertentu diberikan simbol tambahan, misal W adalah singkatan dari winter (untuk negara yang memiliki musim salju).

Beberapa jenis kekentalan oli yang sering dijumpai di pasaran :

SAE 10W-40 : untuk suhu 10 sampai 40 derajat celcius dan bisa dipakai didaerah bersalju. Sesuai untuk kendaraan yang jarang dipergunakan.

SAE 15W-40 : untuk suhu 15 sampai 40 derajat celcius dan bisa dipakai didaerah bersalju

SAE 20-50 : untuk suhu 20 sampai 50 derajat celcius. Sesuai untuk kondisi jalan yang sering macet yang bisa mengakibatkan suhu mesin tinggi

Berdasarkan mutu Oli, maka jenis oli yang beredar di pasaran dapat diketahui dari kode yang diberikan pada labelnya. Kode ini berupa kode “API” kepanjangan dari (American Petroleum Institute) ditambahkan satu huruf abjad mulai dari yang mutunya terendah yakni “A” sampai “L” terakhir yang kami ketahui baru sampai di abjad “L”. contoh : API SF memiliki mutu lebih rendah dari API SM yang juga memiliki mutu lebih rendah dari API SL

Beberapa produsen oli juga menambahkan satu lagi kriteria pada mutu oli mereka, yakni oli tersebut telah lolos “JASO” dan “MA” biasanya kriteria ini lebih berkaitan dengan mutu oli yang tidak menyebabkan selip kopling.

Beberapa kriteria di atas disamping berkaitan dengan mutu dan kualitas oli juga sebanding dengan harga dari oli tersebut. Semakin bagus klasifikasi oli, maka harganyapun akan semakin mahal. Sebagai konsumen kita tidak perlu bingung dalam menentukan pilihan. Setiap kendaraan memiliki spesifikasi akan oli yang harus dipakai, disesuaikan juga dengan medan yang dilalui dan frekuensi pemakaian kendaraan, tidak semua kendaraan harus menggunakan oli jenis full sintesis dengan mutu FL dan JASO MA.
Namun jika anda sebagai konsumen memiliki dana lebih dan ingin kendaraan tampil prima, tidak ada salahnya memberikan oli terbaik untuk kendaraan anda. Konsultasikan dengan ahli / mekanik yang berpengalaman tentang spesifikasi oli yang sesuai dengan kendaraan anda, niscaya mesin akan awet dan selalu prima.

Susu formula


Saat ini hampir tiap saat kita disuguhi iklan dari berbagai media tentang susu formula yang mengandung ini dan itu yang memiliki kelebihan bisa menambah kecerdasan anak dan sebagainya. Sebagian kita sebagai orang tua sering tergiur untuk memberikan anak kita susu tersebut dengan harapan anak kita akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan iklannya. Bahkan yang sering menyesatkan adalah kita sering beranggapan bahwa jika tidak diberikan susu formula, maka anak kita tidak bisa tumbuh optimal dan tidak cerdas.

Berapa banyak ibu-ibu yang sekarang enggan memberikan ASI dan langsung memberikan susu formula kepada bayinya yang baru lahir, terlepas dari apapun alasan mereka.
Namun sadarkah kita bahwa dibalik berbagai keunggulan yang dimuat dalam iklan tersebut terdapat ancaman bahaya dari susu formula khususnya untuk anak-anak dibawah usia dua tahun. Menurut catatan dari badan kesehatan dunia, saat ini angka kematian bayi/anak sangat tinggi akibat penggunaan susu formula menggantikan ASI. Sebagian besar dokter spesialis anak juga sangat tidak menyarankan susu formula diberikan kepada anak dibawah usia dua tahun terlebih lagi bagi bayi berusia kurang dari satu tahun kecuali dengan alasan medis tertentu.

Susu formula sebagian besar yang beredar dipasaran adalah berbahan dasar dari susu sapi yang mengandung kasein (protein susu sapi) dan beberapa zat lainnya. Tidak semua bayi bisa toleran terhadap kasein, bahkan orang dewasapun tidak semua bisa mencerna kasein dengan baik. Jika tubuh tidak toleran terhadap kasein, maka bisa berakibat terjadi gangguan alergi pada tubuh, diantaranya: mencret, muntah, batuk, kulit kemerah-merahan, gangguan pernafasan dan lainnya.

Beberapa produsen susu formula mengeluarkan susu formula bebas kasein yang bisa diberikan kepada bayi/anak yang tidak toleran atau alergi terhadap kasein dan diganti dengan bahan dasar susu kedelai, namun berdasarkan pengalaman kami susu jenis ini kurang disukai anak karena rasa dan baunya yang kurang enak.

Berbagai riset juga dikembangkan dengan mencoba mengurangi atau menghilangkan kandungan kasein dari susu formula sehingga mengurangi resiko alergi, namun jenis susu formula ini memiliki harga yang sangat mahal dan tidak semua tempat menjual jenis ini. Saya pernah mencoba menanyakan harga susu jenis ini (merk Pepti Junior dan Pregistimil) di sebuah apotik di kawasan Cilandak KKO Jakarta Selatan dan harganya berkisar Rp.200.000 per 400gram. Padahal untuk susu formula jenis premium bisa didapatkan dengan rentang harga Rp. 80.000 per 400gram dan kelas biasa berharga Rp. 25.000 per 400gram.

Kandungan laktosa/fruktosa dan berbagai perasa (vanila dan madu) dalam susu formula memang memberikan rasa manis dan enak, sehingga anak-anak menjadi suka. Namun pemberian zat ini bisa memicu terjadi radang khususnya radang tenggorokan pada bayi dan anak. Efek dari radang biasanya adalah anak demam tinggi, batuk, muntah dan gangguan pencernaan (mencret).

Beberapa pengalaman dari para orang tua menyebutkan bahwa susu formula rasa madu meningkatkan resiko terjadinya sembelit dan panas dalam pada anak, sehingga anak menjadi susah buang air besar dan pubnya menjadi keras sehingga anak-anak sering menangis saat buang air besar karena anusnya lecet dan berdarah. Hal ini membuar trauma tersendiri baik bagi anak maupun para orang tuanya.

Meskipun saat ini berbagai riset dan pengembangan susu formula gencar dilakukan, namun anda harus tahu bahwa sebaik apapun susu formula tetap tidak bisa menandingi ASI. Karena ASI adalah yang terbaik untuk bayi, dimana ASI sudah diproduksi oleh Ibu dilengkapi dengan zat-zat gizi seimbang sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan oleh bayi. ASI juga memiliki kandungan probiotik hidup dari ibu dan langsung diberikan kepada bayi, dimana probiotik hidup ini sangat berguna untuk membantu melindungi/memberi kekebalan tubuh dan melindungi pencernaan bayi dari serangan berbagai penyakit, inilah yang tidak mungkin bisa dibuat dan diberikan oleh susu formula kepada bayi. Andaikatapun mereka mengklaim memiliki zat probiotik, percayalah anda bahwa probiotik yang dimilikinya adalah sintesis alias tiruan yang tidak hidup dan tidak sehebat yang dimiliki ASI.

Saya adalah salah seorang dari berjuta orang tua di dunia ini yang telah mengalami sendiri bagaimana efek bahaya dari susu formula pada anak kami, ini terlepas dari berbagai keunggulan yang mereka klaim dalam iklan-iklannya. Secara garis besar berbagai kerugian akibat penggunaan susu formula dibandingkan ASI adalah:

1.Dari sisi kesehatan bayi, susu formula memiliki resiko yang besar terjadi gangguan dan alergi. Ditambah lagi dengan penggunaan perlengkapan untuk menyajikan susu kepada anak misal dot harus benar-benar steril, jika tidak maka bahaya lanjutan berupa kuman-kuman dari wadah yang tidak bersih dan steril bisa menyerang anak. Sedangkan ASI tidak memiliki resiko apapun kepada bayi, penyajiannyapun praktis dari ibu langsung kepada anak tanpa perlengkapan apapun.

2.Dari sisi ikatan emosional, anak yang diberikan ASI memiliki ikatan emosional lebih baik kepada ibunya dari pada yang diberi susu formula.

3.Dari sisi ekonomi jelas kita mengeluarkan uang yang dalam jumlah besar dibanding jika diberikan ASI. Hitung saja jika anak kita menghabiskan susu formula kemasan 400gram untuk 2 hari, maka dalam sebulan kita harus mengeluarkan uang untuk membeli 15 kaleng susu kemasan 400gram, jika kita memberikan susu formula dari merek yang cukup baik dengan kisaran harga Rp. 75.000 per 400gram, maka dalam sebulan kita harus mengeluarkan uang sebesar Rp.1.125.000 per bulan. Jumlah yang sangat besar yang bisa kita anggarkan untuk hal lainnya, misal dengan memberikan tambahan makanan bergizi kepada ibu agar kualitas ASInya menjadi jauh lebih baik.

Sekian penuturan berdasarkan pengalaman yang kami alami sendiri sebagai orang tua yang masih senantiasa belajar agar bisa memberikan yang terbaik kepada anak-anak kami. Tanpa bermaksud menyudutkan atau memberikan kesan negatif kepada susu formula, namun kita harus berfikir kembali dengan bijaksana tatkala akan berencana mengganti ASI dengan susu formula. Susu formula menyimpan ancaman bahaya bagi kesehatan anak. Kami mendukung sepenuhnya upaya pemerintah untuk menggalakkan penggunaan ASI dan melarang iklan susu formula khususnya untuk anak dengan usia kurang dari satu tahun. Berikan ASI kepada anak dari lahir sampai usia dua tahun, niscaya anak akan sehat dan memiliki ikatan batin yang kuat dengan orang tuanya dan perekonomian keluarga juga akan sehat.

Baca artikel terkait:
1.Merawat Bayi dan Balita
2.Jika anak terserang kejang/step
3.Diare akibat Rotavirus
4.Pedoman jadwal imunisasi
5.Aturan pemakaian obat antibiotik
6.Jangan sembarangan minum antibiotik