Sedikitnya 10 ribu hektar sawah terendam air. Hal itu menyusul meluapnya air sungai Klambu Kiri dan Wulan yang melintasi wilayah Demak bagian timur. Hingga kemarin sore, luapan air terus naik ke permukaan dan menutupi tanggul pembatas kedua sungai yang posisinya saling berdempetan tersebut dengan pemukiman warga.
Luapan air kedua sungai itu dinyatakan merupakan kiriman dari waduk Kedungombo dan Kali Serang, Lusi, dan Juwana (Seluna). Debit air di sungai Klambu Kiri dilaporkan mencapai 1.100 meter kubik per detik. Sedangkan, debit air di sungai Wulan mencapai 700 meter kubik per detik.
Akibatnya, tanggul kedua sungai yang posisinya saling berdempetan tersebut nyaris tidak terlihat karena tertutup limpahan air bah yang mengalir dari kedua sungai itu. Luapan air mirip lautan juga membuat tanggul-tanggul sungai retak. Dan rembesan air terus membesar mengalir ke pemukiman warga.
Karenanya, sejak pagi kemarin, ribuan warga dari sejumlah desa yang posisinya berdekatan dengan tanggul sungai berlarian sembari membawa ribuan karung tanah untuk menahan arus air sungai. Luapan air sungai sempat menjebol tanggul Desa Sidomulyo dan Luwuk, Kecamatan Dempet. Akibatnya, jalan raya alternatif penghubung Desa Botosengon, Balerejo, dan Luwuk Sidomulyo, Kecamatan Dempet lumpuh total. Genangan air terlihat di mana-mana.
Sedikitnya 10 ribu hektar sawah yang baru ditanami padi berusia 1,5 bulan ikut terendam. Kendaraan pun sulit melalui jalur tersebut. Sebab, ketinggian air luapan sungai telah mencapai 2 meter.
Para petugas Satkorlak Kabupaten Demak pun mulai panik. Ribuan karung sejak pagi diangkut mobil pikap dari Kantor Kesbanglinmas Kabupaten Demak untuk didistribusikan ke Desa Sidomulyo dan sekitarnya. Logistik berupa mi instan dan lainnya juga disalurkan. Bupati Demak Tafta Zani turun ke lapangan dan menyemangati warga.
Berdasarkan data yang dikumpulkan koran ini, disebutkan sedikitnya 14 desa di empat kecamatan, yakni Kecamatan Dempet, Gajah, Karaganyar dan Mijen, berada di sepanjang sungai Klambu Kiri dan Wulan terkena luapan air sungai sehingga banjir.
Kepala Kesbanglinmas Demak Bambang Saptoro mengatakan, untuk mengatasi krisis tanggul itu, pihaknya bersama warga terus meninggikan tanggul dengan karung-karung berisi tanah. Selain itu, untuk membantu warga, tim penanggulangan bencana telah mendirikan tenda darurat di lokasi yang lebih aman yaitu di Balai Desa Sidomulyo. "Kita terus pantau ketinggian air ini," katanya.
Hingga sore kemarin wilayah Demak terus diguyur hujan. Karena itu, warga terus mengalami panik. Mereka khawatir air sungai terus naik. Karena itu, mereka terus berjaga-jaga di tanggul.
"Kita khawatir terjadi banjir seperti tahun 1992 lalu," ucap Camat Dempet Agus Herawan kemarin.
Sementara itu, Camat Gajah, Supriyatiningsih mengatakan, warga di kecamatan yang menjadi wilayahnya sejak pagi juga bergotong royong membendung tanggul kritis di sepanjang sungai Klambu Kiri yang meluap. "Air meluap karena pintu bendung Wilalung sebagian besar ditutup. Praktis, hanya 2 pintu bendungan yang mengarah ke sungai Wulan saja yang dibuka. Akibatnya, beban air sungai yang mengalir ke Demak lebih besar dan meluap," terangnya. (JawaPos)
Baca artikel terkait:
1.Banjir awal 2008
2.Banjir besar di wilayah Kudus, Pati, Demak
3.Peta banjir Kab. Demak
4.Genangan Air di Jakarta bikin macet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar